Langsung ke konten utama

Perayaan Hari Guru

 Perayaan Hari Guru

Ada sosok yang sering kita lupakan dalam perjalanan hidup, sosok yang mungkin tidak selalu kita pahami ketika kita masih kecil, tetapi kelak menjadi salah satu alasan kita bisa berdiri tegak hari ini. Sosok itu adalah guru—mereka yang hadir tanpa cape, tanpa keluh, tanpa mengharapkan balasan apa pun selain melihat kita tumbuh menjadi manusia yang lebih baik.

Guru adalah orang yang tetap percaya pada kita bahkan ketika kita sendiri ragu. Mereka melihat potensi yang belum terlihat, mendengar mimpi yang belum berani kita ucapkan, dan menyulut semangat saat dunia terasa terlalu berat untuk dihadapi. Dengan suara yang kadang tegas, kadang lembut, guru mengajarkan tidak hanya rumus dan teori, tetapi juga bagaimana menghadapi hidup.

Di balik senyum mereka, ada malam-malam panjang mengoreksi tugas, ada kekhawatiran apakah kita benar-benar memahami pelajaran, ada doa yang diam-diam mereka kirimkan agar masa depan kita lebih cerah daripada hari ini. Sering kali kita tidak menyadari, bahwa seseorang sedang memperjuangkan masa depan kita bahkan ketika kita sendiri belum memperjuangkannya.

Hari Guru bukan hanya perayaan; ia adalah momen untuk mengingat bahwa keberhasilan kita hari ini bukan semata-mata hasil kerja keras kita sendiri. Ada tangan-tangan yang dulu membimbing kita menulis huruf pertama, ada suara yang mengajari kita membaca kata pertama, dan ada hati yang selalu berharap kita tidak menyerah.

Untuk para guru, terima kasih karena telah berdiri di baris paling depan—meski tidak selalu dihargai sebagaimana mestinya. Terima kasih karena tetap percaya bahwa setiap anak berhak mendapatkan kesempatan untuk bermimpi. Dan terima kasih karena telah mencintai profesi ini, meski jalan yang ditempuh tidak selalu mudah.

Semoga rasa terima kasih ini tidak berlalu dalam satu hari saja, tetapi hidup dalam setiap langkah yang kita ambil sampai nanti.

Semoga Hari Guru juga menjadi pengingat bahwa rasa terima kasih tidak perlu menunggu tanggal tertentu. Setiap hari adalah waktu untuk menghormati mereka yang telah membimbing langkah kita, dengan sabar dan tanpa pamrih, agar kita mampu berdiri tegak di masa depan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel "Pulang" karya Tere Liye

Pulang , Tere Liye Judul buku        : Pulang Pengarang         : Tere Liye Penerbit          : Republika Tahun terbit      : Maret 2018 (cetakan XXVII) Kota terbit        : Jakarta Dunia memanggilnya Si Babi Hutan. Siapa tak mengenal ia. Pandai dalam berbagai hal. Semua ia pelajari secara cepat. Pagi sampai sore ia belajar berhitung, membaca buku-buku, dan malam ia belajar bela diri. Tahap demi tahap ia lalui dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi ia lalui begitu dengan mudah. Tak lupa juga dengan kemampuan ilmu beladirinya. Dari ilmu beladiri, menembak, sampai samurai. Si Babi Hutan dengan baik mempelajarinya. Hingga detik ini ia tidak ada yang dapat menandinginya. ia sangat disegani. Lalu apa hubungannya dengan sebutan “Si Babi Hutan”? Bujang adalah anak yang tumbuh dipedesaan dengan kehidupan yang sederhana. Sampai pada suatu ketika ada sekelomp...

Lagi dan lagi

Ada yang tetap bertahan kala itu. Bertahan dari ketiadaan. Memang tidak ada yang tahu akan berakhir seperti apa, tapi kala itu meyakini dari pertahanan yang dibuat adalah keputusan yang sangat bijak karena memang aku memegang janji-janji itu dengan hikmat. Setelah beberapa bulan bertahan dari hasil memegang janji itu ternyata Tuhan berkehendak yang lain. Janji itu mulai memudar. Tidak seindah pada kala itu. Awan semakin gelap bahkan hampir pekat. Keyakinan pun mulai memudar dan aku mulai mengkhawatirkan hal itu. Gelisah tiada tara. Aku mulai berpikir apakah janji itu sudah hilang? Benar firasatku. Aku menemukan pernyataan yang sesungguhnya harus aku terima dengan lapang dada. Ternyata janji itu hilang atas keyakinan yang ada. Jalan memang tak selamanya lurus pasti ada tikungan-tikungan.

Perjalanan

                                foto by Rifky Widianto JAKARTA Hai, Jakarta mulai menampakkan wujudnya. Tidak lagi sendu dan tidak lagi muram. Tapi tak perlu risau Jakarta tetap beraktivitas seperti biasanya. Senin tetap menjadi hari di mana semua para pekerja menggerutu dan jalanpun masih ramai dengan kendaraan beroda dua atau lebih. Macet tidak lagi terbendung bukan hanya di perkampungan saja tapi di kotanya Jakarta macet tidak bisa terelakkan. Namun kamu juga harus tahu Jakarta makin mempercantik diri dan menambah fasilitas umum. Jalan-jalan tol sedang berlangsung pembangunannya. Transportasi MRT yang dibanggakan para penguasa sudah dirilis. Sebelum MRT diberlakukan tarif yang ditentukan ada pengujian secara gratis untuk warga Jakarta.   Warga berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk mencoba bagaimana transportasi itu nyaman seperti di luar negeri. Entahlah aku tidak tahu karena meman...