Langsung ke konten utama

Sejenak berpuisi

Yang terlewati
Karya: ey

Sudah terlewati hari hari tanpa hikmah
Sudah terlewati amalan-amalan baik
Sudah terlewati senyum ibadahmu

Sungguh tragis hidup ini tanpa tujuan yang pasti
Sungguh tidak bermanfaatnya jiwa raga ini

Tuhan pun selalu memberi kesempatan kepadamu.
Namun kau selalu terlewati begitu adanya
Nihil semua pekerjaan yang kau lakukan
Tidak ada nilai yang didapat

Oh bagaimana Tuhan akan mengampunimu kelak nanti?

Kalau kerjaanmu hanya mengumpat.


Ketika tangan dan kaki berbicara
Karya: ey


hari ini kita berbuat sesuatu yang kita mau
kita mencaci, membully, memfitnah
kita melakukan semua itu tanpa takut datang hari di mana kita akan diminta pertanggungjawaban
bahwa kita takut ada saksi yang akan membenarkan perbuatan kita
tangan dan kaki akan
mempresentasikan perbuatan apa yang telah kita kerjakan dan
dan kita tak bisa berbuat apa-apa

Tuhan pun hanya percaya dengan saksi hidup kita
kita pun mati kutuk, hanya bisa terdiam
oh Tuhan..
apa yang akan nanti aku dapatkan di hari nanti


Hampir seperempat abad
Karya : ey


Apa yang sudah kau dapat di seperempat abad ini?
Apa yang sudah kau berikan?
Apa yang sudah kau bawa?

Hampir seperempat abad kau masih merasakan kesengan duniawi.
Mau kau bawa bekal apa nanti di akhirat?
Sadarkah kau kau begitu terlena akan duniamu sendiri?
Apa yang akan kau pertanggungjawabanmu kepada Tuhanmu?

Dan hening.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel "Pulang" karya Tere Liye

Pulang , Tere Liye Judul buku        : Pulang Pengarang         : Tere Liye Penerbit          : Republika Tahun terbit      : Maret 2018 (cetakan XXVII) Kota terbit        : Jakarta Dunia memanggilnya Si Babi Hutan. Siapa tak mengenal ia. Pandai dalam berbagai hal. Semua ia pelajari secara cepat. Pagi sampai sore ia belajar berhitung, membaca buku-buku, dan malam ia belajar bela diri. Tahap demi tahap ia lalui dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi ia lalui begitu dengan mudah. Tak lupa juga dengan kemampuan ilmu beladirinya. Dari ilmu beladiri, menembak, sampai samurai. Si Babi Hutan dengan baik mempelajarinya. Hingga detik ini ia tidak ada yang dapat menandinginya. ia sangat disegani. Lalu apa hubungannya dengan sebutan “Si Babi Hutan”? Bujang adalah anak yang tumbuh dipedesaan dengan kehidupan yang sederhana. Sampai pada suatu ketika ada sekelompok pemburu babi datang ke desanya untuk menebas babi di hutan. Tauke Besar adalah ketua dari tim ke

Lagi dan lagi

Ada yang tetap bertahan kala itu. Bertahan dari ketiadaan. Memang tidak ada yang tahu akan berakhir seperti apa, tapi kala itu meyakini dari pertahanan yang dibuat adalah keputusan yang sangat bijak karena memang aku memegang janji-janji itu dengan hikmat. Setelah beberapa bulan bertahan dari hasil memegang janji itu ternyata Tuhan berkehendak yang lain. Janji itu mulai memudar. Tidak seindah pada kala itu. Awan semakin gelap bahkan hampir pekat. Keyakinan pun mulai memudar dan aku mulai mengkhawatirkan hal itu. Gelisah tiada tara. Aku mulai berpikir apakah janji itu sudah hilang? Benar firasatku. Aku menemukan pernyataan yang sesungguhnya harus aku terima dengan lapang dada. Ternyata janji itu hilang atas keyakinan yang ada. Jalan memang tak selamanya lurus pasti ada tikungan-tikungan.